Membangun Pemahaman Multikultural dan Multiagama Guna Menangkal Radikalisme di Aceh Singkil
DOI:
https://doi.org/10.30603/au.v16i2.155Kata Kunci:
Multiculture, radicalism, Aceh SingkilAbstrak
Multi-budaya adalah salah satu pergerakan reformasi pendidikan. dan proses yang tujuannya untuk mengubah struktur pendidikan agar siswa yang berasal dari suku, ras dan kelompok budaya yang berbeda bisa memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan di sekolah. Multi-agama adalah suatu keadaan di mana ada beberapa agama yang hidup dan berkembang di daerah tertentu yang keberadaannya tidak bisa ditolak.Konflik yang baru-baru ini terjadi di Aceh Singkil, yang sebenarnya ini bukan merupakan konflik yang pertama, disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: 1. Kurangnya pemahaman tentang konsep multikultural yang ada dan hidup serta berkembang sejak lama di Aceh Singkil. 2. Kurangnya rasa solidaritas yang tinggi dalam beragama di tengah-tengah masyarakat yang juga multi agama, meskipun ada agama mayoritas di daerah tersebut. 3. Adanya usaha dari masyarakat pendatang ke Aceh Singkil yang ingin merusak stabilitas kehidupan di sana dengan tidak mematuhi aturan-aturan yang telah disepakati. 4. Kesenjangan ekonomi dan hidup dalam kemiskinan yang bertahun-tahun dialami masyarakat Aceh Singkil juga merupakan faktor terjadinya konflik tersebut, sekalipun faktor ini tidak dominan.