Sinergitas Islam dan Budaya dalam Kearifan Lokal: Studi Adat Molobunga Yiliyala di Gorontalo

Penulis

  • Muh Rusli IAIN Sulltan Amai Gorontalo

DOI:

https://doi.org/10.30603/jiaj.v5i2.1817

Kata Kunci:

Molobunga Yiliyala, Tradisi, Budaya Adat

Abstrak

Siklus perjalanan manusia di bumi dimulai dengan kelahiran, kehidupan, dan kematian. Siklus tersebut syarat dengan nilai-nilai kearifan lokal jika ditinjau dari sudut pandang adat dan budaya setempat. Pada masyarakat Gorontalo siklus kelahiran masih berlanjut dengan adat Molobunga Yiliyala (penguburan plasenta/ari-ari). Dimana plasenta tersebut dihormati dan dimuliakan dengan menguburkannya secara adat. Hal tersebut tidak lepas dari keyakinan suku Gorontalo bahwa plasenta merupakan saudara kembar dari sang bayi yang memiliki fungsi dan tugas mulai. fungsinya adalah menjaga bayi sampai keluar ke dunia dan tugasnya adalah mengingatkan saudara kembarnya selama hidup untuk mengingat ikrarnya dengan sang pencipta, senantiasa taat pada perintah Allah. Bila saudara kembarnya tidak taat kepada Allah maka sang plasenta akan ikut menyiksanya di hari kiamat kelak.

            Dengan pendekatan fenomenologi, kajian ini menganalisis data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan focus group discussion. Hasil kajian menunjukkan bahwa prosesi molobunga yiliyala secara adat melalui beberapa tahapan; dimulai dengan pembersihan dan pengkafanan dengan berbagai bahannya; selanjutnya pengantaran ke tempat pemakaman; pemakaman/penguburan; dan terakhir doa. Dalam setiap prosesi tersebut melibatkan simbol-simbol budaya yang sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal. Diantaranya; nilai kesucian; Perenungan dan penghayatan kesempurnaan proses penciptaan manusia; Pengharapan untuk menjadi manusia yang baik (berakhlakul karimah), Penghargaan terhadap segala ciptaan Allah; Penghargaan terhadap persaudaraan; Penghargaan terhadap kebersihan lingkungan; dan Nilai pengawasan dari Allah. Nilai-nilai tersebut berimplikasi pada kehidupan sosial keagamaan suku Gorontalo yang religius dan hidup rukun.

Referensi

Abdullah, Irwan. dkk., Agama dan Kearifan Lokal dalam Tantangan Global. Cet. II; Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana UGM dan Pustaka Pelajar, 2008

Agus, Bustanuddin, Agama dalam Kehidupan Manusia – Pengantar Antropologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.

Bakri, Hendry. Resolusi Konflik Melalui Pendekatan Kearifan Lokal Pela Gandong di Kota Ambon, Jurnal The Politics, Vol. 1, No. 1, Januari 2015

Bototihe, Medi dan Parha Daulima, Tata Upacara Adat Gorontalo Gorontalo: t.p., 2003.

Ghazali, Adeng Muchtar. .Antropologi Agama –Upaya Memahami Keragaman Kepercayaan, Keyakinan, dan Agama. Cet.I; Bandung: Alfabeta, 2001.

Ishak, Ajub. dkk, Mentari Serambi Madinah. Gorontalo: Sultan Amai Press, 2014.

Irrubai, Mohammad Liwa, Idrus Affandi, Nana Supriatna, Kearifan Lokal Awik-awik Desa Sasaot dalam Perspektif Hukum Islam, Jurnal Istindath, Vol. 16, No. 2, Desember 2017.

Kau, Sofyan A.P. dan Kasim Yahiji, Akulturasi Islam dan Budaya Lokal; Studi Islam tentang Ritus-ritus Kehidupan dalam Tradisi Lokal Muslim Gorontalo Malang: Inteligensia media, 2019.

Ruslan, Idrus. Dimensi Kearifan Lokal Masyarakat Lampung Sebagai Media Resolusi Konflik. Jurnal Kalam, Vol. 12, No. 1,Juni 2018.

Rufaidah, Erlina. Revitalisasi Desa Adat Berbasis Pendidikan dan Kearifan Lokal, Jurnal Kalam, Vo. 10, No. 2, Desember 2016

Sau, Ferbriani I. Kearifan Lokal Masyarakat Gorontalo dalam Naskah Tinilo Pa’ita dan relevansinya dengan pendidikan karakter, Artikel, UNG, Mei 2015, www. kim.ung.ac.id.

Saefulloh, Aris. Nalar Teologis Budaya Pamali pada Masyarakat Gorontalo dalam Perspektif Ulama dan Tokoh Masyarakat, dalam Prosiding IAIN Sultan Amai Gorontalo, 2014

Diterbitkan

2020-10-06

Cara Mengutip

Rusli, M. (2020). Sinergitas Islam dan Budaya dalam Kearifan Lokal: Studi Adat Molobunga Yiliyala di Gorontalo. Jurnal Ilmiah AL-Jauhari: Jurnal Studi Islam Dan Interdisipliner, 5(2), 266–284. https://doi.org/10.30603/jiaj.v5i2.1817